SEMOGA BERMANFAAT...!!!. Diberdayakan oleh Blogger.
RSS
Container Icon

EVALUASI KURIKULUM PAI

Oleh : Muhammad Ulil Albab
EVALUASI KURIKULUM PAI

I. PENDAHULUAN
Di dalan suatu pendidikan kurikulum adalah suatu yang sangat penting, karena menyangkut aspek-aspek kegiatan pembelajaran. Dan juga mutu kurikulum sangat berpengaruh terhadap nasip masa depan para anak didik serta kualitas masyarakt setempat. Dengan kurikulum yang baik, suatu bangsa dan Negara dapat mempertahankan eksistensinya dalam pengembangan dn perubahan kurikulum yang harus dipikirkan dengan sebaik-baik mungkin.
Kurikulum dirancang dari tahap perencanaan orgniasasi, pelaksanaan dan akhirnya monitoring dan evaluasi. Begitu pentingnya suatu kurikulum, maka perlu diadakan usahakontinew untuk memperbaikinya yakni dengan mengadakan evaluasi kurikulum. Tanpa evaluasi, maka tidak akan dimengerti bagaimana kondisi kurikulum tersebut dalam rancangan, pelaksanaan serta hasilnya.maka dari permasalahan yang ada seperti ini maka saya akan membahas yang sesuai dengan judul evaluasi kurikulum PAI.

II. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dan tujuan pelaksanaan kurikulum PAI?
2. Bagaimana model-model evaluasi kurikulum?
3. Bagaimana evaluasi kurikulum PAI saan ini?

III. PEMBAHASAN
A. Pengertian Evaluasi Kurikulum
Secara harfiah, kata kurikulum berasal dari bahasa inggris, “evaluation” dalam bahasa Arab: At- Taqdir dalam bahsa Indonesia berarti ; penilaian sedangkan arti lain adalah suatu tindakan atau proses untuk menentukan nilai dari sesuatu .
Davis mengemukakan bahwa evaluasi merupakan proses sederhana memberikan atau menetapakan nilai kepada sejumlah tujuan, kegiatan, keputusan, unjuk kerja, proses, obyek, orang yang masih banyak yang lain.
Sedangkan Wand dan Brown mengemukakan bahwa evaluasi lebih dipertegas lagi, dengan batasan sebagai proses memberikan atau menentukan nilai kepada obyek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu.
Dari berbagai pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa evaluasi secra umum dapat diartikan sebgai proses sistematis untuk menentukan nilai sesuatu (tujuan, kegiatan, keputusan, unjuk kerja, proses, obyek, orang yang masih banyak yang lain) berdasarkan tertentu melalui penilaian .
Jadi evaluasi kurikulum adalah proses sistematis untuk menentukan dan membentuk keputusan apakah suatu kurikulum yang edang berjlan atau telahn di jalankan suidah sesuai dengan kurikulum yang telah di tetapkan dalam rancangan .

B. Tujuan Evaluasi
tujuan evaluasi yang komperhensif dapat di tinjau dari tiga dimensi, yakni dimensi I (formatif-sumatif) dimensi II (produk-proses) dimensi III operasi keseluruhan proses kurikulum atau hsil belajar siswa). Masing-masing dimensi berdiri atas dua komponen sehingga keseluruan evaluasi terdiri atas enam komponen yang saling berkaitan.
a) Dimensi I
- Formatif yakni tujuan guna menemukan masalahsepanjang pelaksanaan kurikulumsehingga dapat mengadakan perbaikan sedini mungkin.
- Sumatif yakni tujun evaluasi guna mengetahui efektifitas kurikulum dengan menggunakan semua data yang di kumpulkan selama pelaksanaan dan akhir proses implementasi kurikulum. Evluasi ini dilakukan pada akhir jangka waktu tertentu.
b) Dimensi II
- Proses yakni tujun evaluasi guna mengetahui metode dan proses yang digunakan dalam implementai kurikulum.
- Produk yakni tujun evaluasi guna mengetahui hasil-hasil yang nyata, yang dapat dilihat seperti silabus, satuan pelajaran, dan alat-alat pelajaranyang dihasilkan oleh guru dan hasil-hasil siswa berupa hasil tes.
c) Dimensi III
- Operasi yakni untuk mengethui keseluruhan prose pengembangan kurikulum yang meliputi perencanaan, desain, implementasi, administrasi, pengawasan, dan penilian. Juga biaya dan staf pengajar, penerima siswa dan seluruh operasi lemnaga pendidikan.
- Hasil belajar siswa evaluasi guna mengetahui hasil belajar siswa bertalian tujuan kurikulum yng harus dicapai, dinilai berdasarkan standar yanmg telah di tentukan .

C. Model-Model Evaluasi Kurikulum
Evaluasi kurikulum ini merupakan suatu tema luas, meliputi banyak kegiatan, meliputi banyak prosedur, bhkan dapat merupakan suatu lapangan studi yang berdiri sendiri. Adapun model-model evaluasi kurikulum antara lain:
1. Evaluasi Model Penelitian
evaluasi model ini berdsarkan atas teori dan metode tes psikologi serta eksperimenlapangan. Tes psikologi pada umumnya mempunyai dua bentuk, yaitu te intelegensi yan di tujukan untuk mengukur kemampuan bawaan, serta tes hasil belajar yang mengukur prilaku skolastis. Model ini sesuai untuk mengevaluasi pengembangan kurikulum yang menekankan isi.
Salah satu pendekatan dalam evaluasi yang mewnggunakan eksperimern lapangan yakni dengan mengadakan pembandingan antara dua macam kelompok anak, misalakan menggunkan dua metode belajar yang berbeda. Kemudian dibandingkan, manakah yang lebih baik dan berhasil. Namun, dalam eksperimen tersebut terdapat beberapa kesulitan antara lain:
a. kesulitan administrative: sedikit sekali sekolah yang bersedia dijadikan sekolah eksperimen.
b. Maalah teknis dan logis, kesulitan menciptakan kondisi kelas yang sama untuk kelompok-kelompok yang diuji .
2. Evaluasi model objektif
Evaluasi model ini diprakarsai oleh Tyler an merupakan yang paling banyak digunakan. Model ini berorientasi pada hasil belajar dan seperangkat objektif. Tyler mengrtikn evaluasi merupakan sebagai usaha untuk meneliti apakah tujuan pendidikan tercapai melalui pengalaman belajar yang lebih mengutamakan hasil(produk) belajar . Model ini kemudian berkembang dengan tidak mengutamakan produk tetapi juga memperhatikan proses dan kondisi belajar yang mempengaruhi hasil belajar.
3. Evalusi model campuran multivariasi
yakni strategi evaluasi yang menyatukan unsur-unsur dri pendekatan penelitian dan objektif. Strategi ini memumkinkan perbandingan lebih dari satu kurikulum dan secara serempak tiap keberhailannkurikulum di ukr berdasarkan criteria khusus dari masing-masing kurikulum.
Model ini menggunakan computer sehingga tidak terhambat oleh kesalahan dan kelambatan. Semua masalah pengolahan statistic dapat dikerjakan dengan computer. Beberapa kesulitan yang di hadapi dalam model campuranmultivariasi ini antara lain:
a. lebih sesuai digunakan untuk evaluasikurikulum sekolah dasar.
b. Terlalu banyak varibel yang perlu dihitung pada suatu saat, kemampuan computer hanya sampai 40 variabel, sedangkan model ini dpat dikumpulkan sampai 300 variabel.
c. Adanya masalah saat menggunakan pendekatan penelitian yakni terkait dengan masalah pembandingan .

D. Evaluasi Kurikulum PAI
Pendidikan agama islam merupakan pendidikan yang menanamkan nilai-nilaifundamental islam, dimana setiap muslimterlepas dari displin ilmu apapun yang akan dikaji. Namun, persoalan yang kemudian muncul adalah pratek dan realita social yangterjadidi Indonesia, sering kali menjadi tolok ukur berhailatau tidaknya suatu –pendidikan agama islam diskolah. Buruknya kehiodupan social di indonesia ditanmdai dengan praktekj hidup korup, tingginya penggunaan narkoba serta kehidupan yang matrealistik menjadi pendidikan agama islam disekolah sebagai pihak yang memikul tanggung jawb.
Ketua majlis Indonesia K.H. Sahal Mahfudz, menilai bahwa pendidikan agama islam selama ini belum bisa mempengaruhi system etika dan moral peserta didik, intelektual sekaligus aktifis pendidikan, Haidar Bagir menilai pendidikan agama islam tidak tidak lebih dari formalisme belaka, yang tidak ‘berbekas’ pada anak didik pendidikan agama islam menurut bagirhanya terfokus pada arah kognisi sehingga ukuran keberhasilan anak didik dinilai ketika telah mampu menghafaldan menguasai materi, bahkan bagaimana nilai-nilai pendidikan agama islam seperti nilai keadilan, menghormati, silaturrahim, dsb, dihayati sungguh-sungguh dan kemudian di praktekkkan . ini menunjukkan bahwa p-endidikan agama islam selama inji lebih memfokuskan pada aspek kognitif dan kurang dapat melakukan transfer nilai yang harus diaplikasikan serta actual bagi kehidupan siswa. Akibatnya materi dalam kurikulum penmdidikan agama islam hnya di paham sebgai pengetahuan semata yang cukup hanya di mengerti dan dihafalkan, yang akhirnya PAI menjadi seperti “bonsai” yang hanya cukup untuk memperindah ruangan.
Oleh karena itu Perlu adanya revitalisasi pendidikan agama islam yang melibatkan semua pihak yang terkait baik orang tua, guru, maupun masyarakat, perlu mengkaji proses dan struktur terbentuk aspek afektif dalam prosespembelajaran agama islam. Adapun upaya-upaya yang dapat dilakukan dalam rangka revitalisasi pendidikan agama islam antara lain:
a. melakukan penilaian pencapaian belajr yang berorientasi pada aspek afektif.
b. Mengubah cara pandang terhadapa kurikulumpendidikan agama islam.
c. Adanya pendekatan yang bersifat values clarification dalam pembelajan PAI.
d. Mengubash strategi pembelajaran dari model ceramah ke yang lebih lua seperti: diskusi, wawancara dengan tokoh, pembuatan buku harian dsb.
Selain diatas itu, pendidikan agama islam ini akan mampu meningkatkan EQ para siswa. Hal ini sangat penting karena dalam era globalisasi, par siswa harus memiliki daya saing global. Pendekatan klarifikasi nilai pendidikan agama islam ini akan mampu meningkatkan EQ para sisw agar mereka memiliki keunggulan kompetitif secara global . Hal ini sesuai dengan etos ajaran islam yang dikenal dengan fastabiqul khairat.


IV. KESIMPULAN
Berbagi pembhasan yang sudah pemakalah terangkan diatas, maka dapat disimpulkan beberapa hal yaitu serbagai berikut:
1. Evaluasi kurikulum adalah proses sistematis untuk menentukan dan membentuk keputusan apakah suatu kurikulum yang edang berjlan atau telahn di jalankan sudah sesuai dengan kurikulum yang telah di tetapkan dalam rancangan .
2. Tujuan evaluasi kerikulum adalah menyajikan informasi tentang area-area kelemahan kurikulum sehingga dari hasil evaluasi dapat dilakukan proses perbaikan dan penyesuaian dengan perkembangan IPTEK dan kebutuhan masyarakat
3. Model evaluasi kurikulum ada tiga yaitu Evaluasi Model Penelitian, Evaluasi model objektif, Evalusi model campuran multivariasi.
4. Evaluasi kurikulum PAI saat ini masihdi perioritaskan pada segi kognii sehiungga perlu adanya revitalisasi kurikulum PAI.


V. PENUTUP
Demikian makalah yang bias kami sampaikan, makalah ini psatinya jauh dari kesempurnaan, tidak lain dikarenakan minimnya pengetahuannya kami. Denagnm tangan terbuka dan lapang dada kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan dengan rendah hati kami akan mendengar saran kritik, guna mengevaluasi makalah ini, semoga makalaah ini memberi manfaat bagi kita. Amin…..




REFERENSI

• Dimyati dan mujiono, belajar dan pembelajaran, PT. Rineka Cipta, Jakarta 1996
• S. Nasution, Kurikulum dan Pengajaran, Bumi Aksara, Jakarta, 1989
• Nana Shodih Sukmadinata, pengembangan kurikulum teori dan praktek, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 1997,
• S. Nasution, pengembangan kurikulum, Cipta Aditya Bakti, Bandung, 1953
• Anas Sudjono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta
• Ahmad Habibullah dkk, Kajian peraturan perundang-undangan pendidikanagama pada sekolah, Pena ctasatra, Jakarta,2008
• Suyanto dan Dhihar Hisyam, Refleksi dan Reformasi Pendidikan di Indonesia Memasuki Melenium III, Adcita Karya Nusa, yogjakarta, 2000

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar