SEMOGA BERMANFAAT...!!!. Diberdayakan oleh Blogger.
RSS
Container Icon

BELAJAR DALAM PERSPEKTIF PSIKOLOGI ISLAM

Oleh : Muhammad Ulil Albab
BELAJAR DALAM PERSPEKTIF PSIKOLOGI ISLAM


I. PENDAHULUAN
Pada umumnya manusi diciptakan tidak lain halnya untuk menuntut ilmu yang mana itu adalah bagian dari suatu kehidupan. Ketika anak tidaka tahu akan apa itu belajar dan pada anaka bangsa ini akan rusak. Kami masih ingat apa pesan dari guru kami beliau mengatakan bahwa ilmu ketika tidak di amalkan maka akan rusak dan ketika amal tanpa ilmu akan sesat. Maka dari situlah kami berfikiran bahwa belajar kunci dari keberhasilan dan tidak hanya sendirian akan tetapi bagaimana kita bersosial. Dan mengamalkan maka itu akan menjadikan anak didik berprestasi dalam belajar.
Tapi belajar tu sendiri masih merupakan satu kegiatan yang terjadi di dalam diri seseorang yang sukr untuk di amati secara langsung. Hal ini masih menjadi masalah bagi anak didik karena semua itu belum dimengerti, dan para pengikut belajar akan mengalami perubahan. Ketika kita melihat dari kata belajar pasti lebih mengacu pada pembelajarn atau pelatihan seperti membaca menulis dan belajar pada suatu lembaga tertentu untuk mencapai jenjang pendidakan yang tinggi. Dengan adanya permasalahan seoerti ini sesuati dengan pembahasan kami bagaimana dengan belajar menurut persefektif psikologi islam. Ini yang menjadi masalah dalam pembahasan pada pemakalah kami.

II. RUMUSAN MASALAH
Dari permasalahan yang ada di atas kami mencoba memunculkan permasalahan sebagai berikut:
1. Pengertian belajar dalam perspektif psikologi islam ?
2. Bagaimana Proses Belajar Itu Berlangsung ?
3. Beberapa teori belajar ?
4. Factor – factor yang mempengaruhi belajar ?




III. PEMBAHASAN
Pengertian Belajar Dalam Persefektif Psikologi Islam
Ketika kita dengar kata belajar pasti kita berfikir bahwa itu adalah suatu proses latihan yang mana dengan kita belajar pasti kita akan dapat pengetahuan atau ilmu. Ada orang yang beranggapan bahwa belajar sebagai latihan belaka seperti tampak pada latihan membaca, dan menulis. Berdasarkan persepsi yang seperti ini biasanya sudah berhasil apabila anak-anak mereka mampu memperlihatkan ketrampilan jasmaniah tertentu walaupun tanpa pengetahuan mengenahi arti, hakikat, dan tujuan keterampilan tersebut. Ini berarti berhasil atau tidaknya itu tergantung pada proses belajar mengajar yang di alami siswa, baik ketika ia berada di sekolah maupun dilingkungan rumah atau keluarga sendiri.
Terbentuknya suatu pembelajaran akan membawa suatu prestasi bagi siswa bahwa itu juga termasuk keberhasilan sutu pembelajaran. Prestasi belajar adalah tingkat pengetahuan . Semisalnya ada yang berpendapat bahwa tujuan pengajaran IPS di sekolah adalah untuk mendidik para siswa menjadi ahli ekonomi, politik, hukum, sosiologi dan pengetahuan sosial lainnya.
Dalam arti lain belajar menurut pendapat tradisional, belajar adalah menambah dan mengumpulkan sejumlah pengetahuan, dalm arti pendidkan intelektual. Ada pendapat dari ahli pendidikan modern yang mengatakan bahwa Belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri manusia yang ditanyakan dalam cara-cara bertingkash laku yang baru berkat pengalaman dan latihan.
Menurut Withherington dalam bukunya Educational Psycholofy mengemukakan “ belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru daripada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian” .
Dari pengertian di atas bahwa belajar adalah proses perubahan menyangkut dari berbagi aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis. Seperti halnya perubahan dalam pengertian, pemecahan suatu masalah, keterampilan, kecakapa, kebiasaan ataupun sikap.

Bagaimana Proses Belajar Itu Berlangsung
Manusia dan mahluk hidup linnya saling membutuhkan untuk melangsungkan kehidupannya. Untuk mencapai apa yang di inginkan manusia selalu senantiasa belajar guna untuk perkembangan penetahuan. Namun ada beberapa macam yang perlu di perhatikan dalam proses belajar, diantaranya adalah :
a. Belajar dan kematangan.
Yang dimaksud dengan kematangan adalah proses pertumbuhan organ-organ. Suatu organ bisa di katakan matang apabila organ tersebut bisa menjalankan fungsinya masing-masing. Dan kematangan itu akan datang dengan sendirinya. Sedangkan belajar lebih membutuhkan latihan-latihan dan konsentrasi dari orang terebut. Kedua proses ini sangat berhubungan erat satu sama lain dan saling menyempurnakan.
b. Belajar dan penyesuaian diri.
Penyesuaian diri merupakan juga suatu proses yangb dapat merubah tingkah laku manusia. Penyesuian ini meliputi dua hal yaitu ; mengubah dirinya sesauai dengan keadaan lingkungannya dan merubah lingkungan sesuai dengan kebutuhan dirinya.
c. Belajar dan pengalaman
Belajar dan pengalaman keduanya merupakan suatu proses yang dapat merubah perilaku, sikap. Mungkin kalo hanya belajar saja tidak cukup maka dari itu di butuhkan sebuah pengalaman. Pengalaman ini bisa dalam bentuk pengalaman yang sedih atau pengalaman yang menyenangkan.
d. Belajar dan bermain
Dalam bermain juga proses belajar . persamaannya ialah bahwa keduanya bisa merubah tingkah laku, sikap dan pengalaman. Akan tetapi, keduanya adalah kegiatan bealajar yang mempunyai tujuan yang terletak pada masa depan. Dan proses belajar bermain hanya berlaku pada waktu itu saja.
e. Belajar dan menghafal.
Menghafal tidak sama dengan belajar. Menghafal adalah sesuatu yang menjamin bahwa oaramng tersebut sudah belajar dalam arti sebenarnya. Dan untuk mengetahui tidak cukiup hanya dengan menghafal tetapi juga membutuhkan yang namanya pengertian.
f. Belajar dan latihan.
Persamaannya belajar dan latihan adalah keduanya dapat menyebabkab perubahan / proses dalam tingkah laku, sikap dan pengetahuan. Akan tetapi, anatar keduanya terdapat pula perbedaan. Di dalam praktek terdapat pula proses belajar yang terjadi tanpa latihan.umpanya : seorang anaka tangannya terbakar, sekali saja ia tahu bahwa kalo api itu panas, jadi, belajar mempunyai arti yang lebih luas dari pada latihan.

Teori Dalam Belajar
Meemperjelas lebih jauh tentang belajar dalam pembahasan kali ini adalah apa saja teri-teori dalam belajar, yang merupakan hasil penyelidikan para ahli psikologi pernah penelitian tentang aliran psikologinya masing-masing.
Adapun mengenai teori – teori dalam belajar diantaranya adalah sebagai berikut ;
a) Teori classical conditioning.
Yang dimaksudkan dengan teori classical conditioning adalah cedrung mengarah gerakan-gerakan reflek. Sehingga dengan demikian dapat di bedakan menjadi dua macam refleks, yaitu reflek wajar (keluar air liur ketika lihat oarng makanan yang lezat) dan refleks bersyarat (keluar air ketiak melihat orang memberikan makanan dan mendengarkan langkah kakiknya).
Namun dalam teori classical conditioning ada semacam kelemahan, diantaranya adalah :
- Proses belajar itu dapat di amati langsung, padahal belajar dalah proses kegiatan mental yang tidak dapat disaksikan dari luar, kecuali hanya sebagian gejalanya.
- Peristiwa proses belajar manusia yang dianalogkan dalam perilaku hewan itu sangat sulit di terima, mengingat ada perbedaaan yang tajam antar keduanya.
- Peristiwa belajar itu bersifat otomatis seperti mesin dan robot padhal seseorang yang beljar itu memiliki self control untuk menolak atau merespon Sesutu bila tidak ia kehendaki .
b) Teori instrumental conditioning
Menurut skinner tingkah laku bukanlah sekedar respon terhadap stimulus, tetapi merupakan suatu tindakan yang disengaja atau operant ini diperngaruhi oleh apa yang terjadi sesudahnya jadi disini lebih ditekankan pada peran atau tingkah laku.
Sebagaiman operan condisioning adalah pengkondisian pembentukan prilaku seseorang yang di sebabkan adanya rangsangan, sehingga membawa efek yang sama terhadap lingkungan . Jadi maksudnya salh satu proses pembentukan prilaku yang diebabkan adanya rangsangan yang membwa efek dilingkungan ekitar sehingga pembinaan perilaku repon tersebutdapat terwujud.
Ada beberapa prosedur dalam pembentukan tingkah laku peserta didik, dintaranya adalah:
- Identifikasi mengenai hal-hal apa yang menjadi reinforce (stimulus penguat) bagi prilku yang akan dibentuk
- Analisis untuk mengidentifikasikan komponen-komponen kecil yang membentuk perilaku-perilaku yang dimaksud. Lalu disusun dalam urutan yang tepat menuju kepada terbentuknya perilaku tersebut.
- Mempergunakan secara urut komponen-komponen itu sebagai tujuan semntara.
- Melakukan pembentukan perilakudengan mengguanakn urutan-urutan komponen yang telah disusun. Sehingga tngkah laku yang dimaksud akan terbentuk .
Dalam pembahsan ini kelemahan dari teori ini adalah sama dengan kelemahan dari teori yang pertama.dn pada dasarnya teori ini adalah kelanjutan dari teri yang pertama
c) Teori kognitif learning.
Dalam teori kognitif learning ini lebih mengarah kepada kegiatan kognitif dan tingkah laku dalam hubungannya dengan situasi tertentu. Dalam hal ini ada perpaduan antara kognitif dan psikologi islam dalam tingkah laku dan ada lima kategori untuk menerangkan tingkah laku ;
a. Kemampuan penyusun (menghasilakn kognisi dan tingkah laku tertentu).
b. Menyusun strategi dan membentuk pribadi.
c. Harapan tingkah laku dan hasil stimulus dalam situasi tertentu.
d. Nilai stimulus yang subjekti ; motivasi dan timbulnya stimulus.
e. Sitem pengaturan diri dan perencanaan.
d) Teori social.
Dalam teori social yang terpenting adalah kemampuan seseorang untuk mengabstrakanbinformasi dari perilaku orang lain, mengam,bil keputusan mengenai perilaku mana yang akan di tiru dan kemudian melakukan perilaku-perilaku uang dipilih. Dan ada tiga asumsi dasar yang perlu di perhatikan, yaitu ;
- Hakikat proses belajar.
- Hubungan antar individu dengan lingkungan.
- Hasil belajar.

Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
Dari pembahasan diatas sudah dijelaskan tentang beljar akan tetapi suatu pembelajaran itu dikatakan berhasil atau tidaknya itu tergantung kepada factor-faktornya, factor ini di bedakan menjadi dua macam, yaitu ;
a. factor yang ada pada diri oraganisme itu sendiri yang disebut factor individual antara lain fakotr kematngan atau pertumbuhan, kecerdasan latihan, motivasi, dan factor pribadi.
b. faktor yang ada diluar individual disebut social antar lain factor social adalah keluarga atau keadaan ruamah tangga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat yang digunakan dalam mengajar,lingkungan, dan kesempatan yang tersedia dan motivasi social.
.

IV. SIMPULAN
- Belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri manusia yang ditanyakan dalam cara-cara bertingkash laku yang baru berkat pengalaman dan latihan:
- Adapun mengenai teori – teori dalam belajar diantaranya adalah sebagai berikut ;
a) Teori classical conditioning.
b) Teori instrumental conditioning
c) Teori kognitif learning.
d) Teori social.
- factor-faktornya, factor ini di bedakan menjadi dua macam, yaitu ;
1. factor yang ada pada diri oraganisme itu sendiri yang disebut factor individual
2. faktor yang ada diluar individual disebut social antar lain factor social adalah keluarga atau keadaan ruamah tangga, guru dan cara mengajarnya

V. PENUTUP
Demikian makalah yang bias kami sampaikan, makalah ini pastinya jauh dari kesempurnaan. Dengan tangan terbuka dan lapang dada kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan dengan rendah hati kami akan mendengar saran kritik, guna mengevaluasi makalah ini,

VI. REFERENSI
Bastaman, Hanna Djumahna, Integrasi Psikologi Islam Pustaka Pelajar, Yogyakarta,1995
Wasty Sumntono. Psikologi Pendidikan. Rineka Cipta Malang,1983
Suryadi Suryabrata. Psikologi Pendidikan, PT Raja Grafindo. Jakarta. 1989
http://psikologiislam-mujib.blogspot.com/2008/03/psikologi-islam-islamic-psychology_30.html
http://www.acehforum.com/search belajar dan pengetahuan
Abdul Rahman Shaleh , Psikologi Suatu Pengantar dalam persepektif islam. Perenda Media, Jakarta, 2004.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar