Cara Membuat Proposal Penelitian - Ini bukan contoh
proposal penelitian kualitatif atau
contoh proposal penelitian
tindakan kelas, atau proposal
skripsi atau proposal pendidikan dan
sebagainya. Melainkan, sebuah petunjuk untuk anda, bagaimana cara membuat proposal penelitian? Tentu
ini bersifat umum, bisa untuk skripsi, penelitian pendidikan, penelitiankuantitafi,
kualitatif dan seterusnya. Oke, silahkan dibaca dengan baik, semoga bermanfaat.
Sembilan Keajaiban Untuk Sukses
Membuat Proposal Penelitian
Oleh: Ulil Al Kalani
I. PENDAHULUAN
Metodologi atau Metode Penelitan yang tepat dan benar semakin
dirasakan urgensinya dan menjadi peringkat sangat penting bagi keberhasilan
suatu riset (penelitian).
Salah satu hal yang penting dalam setiap penelitian adalah perumusan metodologi penelitian. Melalui metodologi harus dengan jelas tergambar diantaranya bagaimana cara penelitian dilaksanakan yang
tertata secara sistimatis; bagaimana landasan teori tentang rancangan penelitian (research design), model yang digunakan (didahului dengan rancangan percobaan (penelitian eksperiment) atau teknik – teknik yang lumrah digunakan dalam pengumpulan, pengolahan dan analisa data. Metodologi atau metode yng digunakan antara lain metode sejarah, metode deskriptif antara lain menggambarkan tentang objek tertentu, manusia, kondisi, sistem dan sebagainya yang terkini. Sering juga digunakan metode survey (menyelidiki gejala, fakta secara faktual), metode percobaan (eksperiment), metode KASUS (suatu objek spesifik), kooperatif (menjawab sebab akibat dengan menganlisis faktor penyebab utama) atau gabungan, serta pemikiran kritis dan analisa tentang sampling maupun design percobaan serta studi kepustakaan.
Salah satu hal yang penting dalam setiap penelitian adalah perumusan metodologi penelitian. Melalui metodologi harus dengan jelas tergambar diantaranya bagaimana cara penelitian dilaksanakan yang
tertata secara sistimatis; bagaimana landasan teori tentang rancangan penelitian (research design), model yang digunakan (didahului dengan rancangan percobaan (penelitian eksperiment) atau teknik – teknik yang lumrah digunakan dalam pengumpulan, pengolahan dan analisa data. Metodologi atau metode yng digunakan antara lain metode sejarah, metode deskriptif antara lain menggambarkan tentang objek tertentu, manusia, kondisi, sistem dan sebagainya yang terkini. Sering juga digunakan metode survey (menyelidiki gejala, fakta secara faktual), metode percobaan (eksperiment), metode KASUS (suatu objek spesifik), kooperatif (menjawab sebab akibat dengan menganlisis faktor penyebab utama) atau gabungan, serta pemikiran kritis dan analisa tentang sampling maupun design percobaan serta studi kepustakaan.
II. METODOLOGI ATAU METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang dipilih berhubungan erat dengan prosedur,
alat, serta desain penelitian yang digunakan. Desain penelitian harus cocok
dengan metode penelitian yang dipilih. Prosedur serta alat yang digunakan dalam
penelitian harus cocok pula dengan metode penelitian yang digunakan. Saat ini,
Kemantapan ataupun ketajaman, keakuratan metodologi penelitian sudah “terlihat
kecendrungan mulai diabaikan“. Hal ini terlihat jelas, bahwa setelah term of
reference (TOR) disetujui (ok) baru dicari pembenar terutama pembenaran
metodologi, diantaranya proporsi sampling, pemilihan daerah studi dan
sebagainya. Padahal sebelum penelitian dilaksanakan seorang peneliti perlu
menjawab sekurang-kurangnya 3 (tiga) pertanyaan pokok (NAZIR, Mohammad: 1985 :
51) yaitu:
1.
Urutan kerja apakah yang harus dilakukan dalam melaksanakan
penelitian
2.
Alat-alat apa yang digunakan dalam mengukur ataupun dalam
mengumpulkan dan analisa data?
3.
Bagaimana melaksanakan penelitian tersebut?
Prosedur memberikan kepada peneliti urutan-urutan pekerjaan yang
terus dilakukan dalam suatu penelitian. Hal ini sangat membantu peneliti untuk
mengontrol kegiatan atau tahap-tahap kegiatan (a); mempermudah mengetahui
kemajuan (proses) penelitian (b) dan (c); mempermudah pula peneliti dalam
meng-hadapi ataupun memberikan penjelasan pada saat dilaksanakan pemeriksaan. Teknik
penelitian mengatakan alat-alat pengukur apa yang diperlukan dalam melaksanakan
suatu penelitian. Jika suatu penelitian dikerjakan dengan mengguna-kan
questioner (daftar pertanyaan) sebagai alat dalam mengumpulkan data, maka yang
dibicarakan disini adalah teknik pengumpulan data. Sedangkan metodologi
penelitian memandu si peneliti tentang urut-urutan bagaimana penelitian
dilakukan.
Jika seorang berbicara tentang cara seorang peneliti melakukan
percobaan lapangan, dimana dalam menentukan plot-dilapangan, ia pertama-tama
membagi daerah dalam 4 (empat) buah blok. Kemudian blok-blok tersebut dibagi 4
(empat) keperluan perlakuan yang akan dia kerjakan dan seterusnya, maka yang
dibicarakan disini adalah posedur penelitian. Jika kita membicarakan bagaimana secara
berurut suatu penelitian dilakukan yaitu dengan alat apa dan prosedur bagaimana
suatu penelitian dilakukan, maka yang dibicarakan adalah metode penelitian.
A. Metode Kuantitatif
Metode ini sangat cocok untuk digunakan pada penelitian dimana
data yang dapat diidentifikasi dengan mudah. Beberapa hal lain dari metode
kuantitatif diantaranya :
1.
Peranan identifikasi dan spesifikasi variabel sangat penting;
2.
Penelitian ini berdasarkan pada absraksi variabel dari
konteksnya
3.
Sangat menekankan pentingnya reliability dan replicability data;
4.
Kurang memperhatikan validity;
5.
Sangat erat hubungannya dengan metode penelitian Survey, Sensus
dan sebagainya;
6.
Kondisi data hanya menunjukkan keadaan atau situasi pada suatu
waktu priode tertentu atau beberapa waktu (longitudinal);
7.
Cenderung menggunakan pendekatan diduktif (umum ke khusus);
8.
Sangat cocok untuk pertanyaan yang diawali, apa, dimana, siapa
dan kapan dan tidak cocok untuk pertanyaan mengapa dan bagaimana;
9.
Hasil analisis jika dikumpulkan dalam survey, sensus, secara
statistik dapat digeneralisasi.
B. Metode Kualitatif
Metode ini sangat cocok digunakan untuk menjawab pertanyaan apa,
dimana dan kenapa atau bagaimana. Beberapa hal lain dari metode kualitatif
diantaranya:
1.
Data tidak dapat diidentifikasi dengan mudah;
2.
Data tidak dapat di kuantifikasikan;
3.
Menekankan pentingnya validity, kurang memperhatikan
reliability;
4.
Erat kaitannya dengan studi kasus
5.
Hipotesa interpretasi data digunakan untuk membantu proses sebab
akibat.
6.
Pendekatan yang dipakai bersifat induktif (dari yang khusus ke
umum )
7.
Hasil penelitian secara ilmiah dapat digenderalisasi (tidak
dapat di gendralisasikan) dengan repliability penemuan dari beberapa studi.
8.
Analisa data deskriftif untuk melihat proses dan secara
langsung.
9.
Pengumpulan data dapat dilakukan dengan beberapa metode seperti
partisipasi observasi, wawancara berstruktur dan tidak berstruktur serta focus
group.
III. SEMBILAN MAGIC PROPOSAL PENELITIAN
Dalam usulan proyek (USPRO) terdapat tiga kata kunci yang dulu
sangat populer dengan istilah penting yaitu Abstrak, kata kunci dan urgensi
(AKU). Abstrak merupakan keterangan singkat padat serta utuh tentang
permasalahan yang akan ditangani (a); tujuan serta keluaran kegiatan (b) dan
(c); pengaruh-nya terhadap permasalahan yang ditangani. Bagi kegiatan
penelitian kekhususan pendekatan yang diperguna-kan (maksimal sepertiga
halaman). Kata kunci merupakan sejumlah kata, bukan kalimat yang
mengindikasikan teknik, proses atau keluaran yang sesuai dengan subjek
kegiatan. Sedangkan urgensi merupakan keterangan tentang pokok-pokok
kebijaksanaan yang diacu (a); pentingnya usaha untuk mengatasi permasalahan
yang ditangani bagi pembangunan nasional, sektoral dan regional atau bagi perkembangan
IPTEK, serta (c); pengaruh kegiatan ini bagi pemecahan permasalahan tsb. Dengan
kata lain, diterangkan apa keuntungan/ manfaatnya jika proyek ini berhasil
mencapai tujuan dan sasarannya (a) dan (b) apa pula kerugiannya atau kesulitan
yang akan timbul jika masalah ini tidak diteliti; maksimal setengah halaman.
Sering dengan berkembangnya IPTEK dan berjalannya waktu istilah
tersebut sudah nyaris tak terdengar sampai saat ini. Sampai akhirnya pada tahun
2001 melalui pelatihan Peningkatan Kapasitas Penelitian yang dipelopori oleh
Ibu Dr. Yulfita Raharjo dan Timnya dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
(LIPI) muncul pula hal baru yaitu Sembilan Magic untuk membuat PROPOSAL
Penelitian menuju keberhasilan, Sbb. :
A. ALASAN
Alasan atau argumentasi ini sangat diperlukan untuk (a) mencegah kegiatan penelitian yang tidak potensial, dan (b) untuk memecahkan masalah (tidak mencapai tujuan).
Beberapa hal penting dalam alasan sebagai magic pertama adalah :
1. Alasan
rasional
2.
Mengapa penelitian tersebut penting dilakukan (urgency)
3.
Apa masalah pokoknya, dan bagaimana nanti untuk konseptual
framework nya.
4.
Relevansinya terhadap (kebijakan, program) departemen dan
sebagainya
5.
Analisa masalahnya bagaimana
6.
Analisa tentang isu/kebijakan, (informasi) yang akan menuntun
kepada penspisifikasian tujuan
7.
Apa yang akan dipertanyakan, sehingga sungguh-sungguh diperlukan
untuk diteliti.
B. KONTEKS
Konteks sangat berguna untuk memperkaya atau memperbaiki
pengeta-huan peneliti, latar belakang pengalaman atau dasar-dasar untuk
pendekatan yang akan dilakukan.
Beberapa hal yang berkaitan dengan Konteks diantaranya adalah:
1.
Mengacu pada usaha-usaha penelitian serupa (keadaan, situasi
kecenderung-an, konsep metode dan hasil);
2.
Mengacu pada situasi/keadaan atau daerah, waktu, sistem,
kebijakan tertentu dan sebagainya.
Untuk catatan, janganlah mengguna-kan konsep-konsep yang harus
diukur yang tidak sesuai dengan permintaan.
C. KERANGKA KONSEPTUAL
Kerangka Konseptual sangat berguna, untuk menegaskan batas-batas
secara logis untuk penyelidikan/penelitian (a) dan (b). sebagai petunjuk bagi
peneliti untuk memperhitungkan tentang apa yang relevan dan apa yang tidak
relevan untuk dipelajari dalam penelitian.
Beberapa hal penting dalam kerangka konseptual diantaranya:
1.
Peneliti menyusun sebuah kerangka logis untuk hal yang akan
ditelit (apa-apa yang relevan)
2.
Dilengkapi dengan perspektif yang diperoleh dari usaha-usaha
atau penelitian sebelumnya, serta konsep-konsep apa yang relevan untuk itu
3.
Meliputi proposisi-proposisi (dugaan-dugaan) yang dianggap sudah
diketahui, maupun yang dinyatakan tidak diketahui (sebab itu perlu dukungan
penelitian untuk mengetahuinya).
4.
Menspesifikasikan:
§
Variabel tergantung (dependent variable)
§
Variabel bebas (independent variable)
§
Mata rantai penghubung dua kelompok variable (interventing
variable)
Perlu diingat hal ini baru hanya kerangka, belum tahu hasilnya.
D. TUJUAN
Dimaksudkan agar proposisi-proposisi (dugaan-dugaan) yang
merupa-kan subjek dan juga metode penelitian yang cocok dengan pelaksanaan
peneliti-an tersebut. Bentuk tujuan penelitian dapat, (a). berbentuk
pertanyaan-pertanyaan yang akan dijawab, dan (b). hypotesis-hypotesis apa yang
akan diuji sehingga menjadi arah / sasaran penelitian.
Tujuan penelitian merupakan atau menunjukan unit–unit yang
seharusnya diobservasi (a); apa yang harus diobservasi (b) dan (c). bagaimana
proses pengobservasiannya.
Beberapa hal penting yang perlu diketahui tentang tujuan
diantaranya:
1. Merupakan sasaran dari penelitian yang akan ditangani.
Sebagai acuan, memeriksa sampai seberapa jauh permasalahannya (a), apa
perma-salahan pokok atau akar permasala-hannya (b), apa penyebabnya (c) dan
(d), bagaimana kira-kira penanganan-nya.
2. Dari kerangka konseptual akan mempermudah penelitian dalam
merumuskan tujuan yang akan diinginkan. Artinya, ditarik dari sudah jelasnya
kerangka konseptual pertanyaan kita, apalagi yang belum, apa lagi yang ingin
dicapai. Itulah tujuan, dengan konsep yang telah benar-benar.
3. Setelah kiat-kiat proposal dikuasai, sekarang penjabaran
proposalnya menjadi rancangan penelitian (Research Design).
4. RESEARCH DESIGN (riset disain) dimulai dari tujuan.
Untuk memantapkan tujuan mantapkan dulu pada pendahuluan, latar
belakang, apa saja yang harus dimuat, diantaranya:
1. Mengutarakan Alasan dilakukan penelitian
(lihat IIIA).
2. Relevansi dari penelitian yang akan dilakukan
3. Analisis tentang masalah yang akan diteliti
2. Relevansi dari penelitian yang akan dilakukan
3. Analisis tentang masalah yang akan diteliti
4. Memberikan rambu-rambu yang mencegah terangkatnya penelitian
yang tidak potensial terhadap pemecahan masalah atau pencapaian dari
tujuan-tujuan penelitian.
5. Mengungkapkan pokok permasalahan dalam
penelitian.
E. POPULASI YANG DITELITI
Populasi penelitian mencakup 6 (enam) hal yaitu:
1. Penentuan unit observasi
2. Penentuan / penunjukan populasi dari unit yang akan diobservasi / dianalisa
E. POPULASI YANG DITELITI
Populasi penelitian mencakup 6 (enam) hal yaitu:
1. Penentuan unit observasi
2. Penentuan / penunjukan populasi dari unit yang akan diobservasi / dianalisa
3. Penentuan/pengadopsian prosedur penelitian dan pengukuran
unit-unit untuk (yang akan diobservasi) termasuk Skop atau Ruang lingkup
penelitian
4. Penentuan banyaknya unit yang akan diobservasi
5. Populasi penelitian sangat berkaitan dengan operasionalisasi dari metodologi atau metode penelitian
6. Variabel-variabel yang dimuat dalam kerangka konseptual tersebut:
5. Populasi penelitian sangat berkaitan dengan operasionalisasi dari metodologi atau metode penelitian
6. Variabel-variabel yang dimuat dalam kerangka konseptual tersebut:
1. Dicari / didapatkan dari siapa? Apakah individu; kelompok
tertentu; tokoh masyarakat; lembaga /instansi/ pemerintah, swasta, LSM dan
sebagainya), keluarga dan lain-lain
2. Data yang dikumpulkan, ditentukan populasi yang akan dikaji
sampai didapatkan untuk menjawab permasalahan dan tujuan penelitian (a), data
yang relevan dan tidak relevan, bisa Perda dan sebagainya.
Makna dari semua populasi yang diteliti adalah makna yang
sifatnya prinsif, yang mana suatu metodologi/metode penelitian
dioperasionalkan.
F. SPESIFIKASI DATA
Melalui Spesifikasi data akan dapat membantu peneliti untuk
BERHATI-HATI untuk tidak mengumpulkan data yang tidak relevan atau tidak
digunakan (useless).
Spesifikasi data yang dikumpulkan diantaranya:
1. Mengidentifikasikan konsep-konsep yang terkandung dalam
tujuan penelitian (konsep-konsep).
2. Menentukan data yang akan dikumpulkan sehubungan dengan populasi.
3. Dari konsep-konsep ini dikembang-kan definisi operasional penelitian dari
4. Definisi operasional akan menunjuk pada variabel-variabel dan
5. Data/informasi apa yang akan dikumpulkan.
2. Menentukan data yang akan dikumpulkan sehubungan dengan populasi.
3. Dari konsep-konsep ini dikembang-kan definisi operasional penelitian dari
4. Definisi operasional akan menunjuk pada variabel-variabel dan
5. Data/informasi apa yang akan dikumpulkan.
Variabel adalah semua objek yang menjadi sasaran penyidikan
sebut saja gejala-gejala yang menunjukan variasi, baik dalam jenisnya (a),
maupun dalam tingkatannya (b).
G. PENGUMPULAN DATA
Setelah spesifikasi data, tahap pengumpulan data sangat
menentukan ukuran besar indeks variabel (a) dan (b). realibilitas data yang
akan dikumpulkan.
Inti dari tahap Pengumpulan Data adalah:
Menjelaskan prosedur yang akan digunakan
untuk pengumpulan data isinya :
1. Teknik-teknik pengumpulan data yang akan dipakai
2. Teknik pendekatan yang digunakan (MEAN, MEDIAN dan sebagainya)
3. Instrumen-instrumen yang akan dipakai (kuantitatif dan kualitatif)
1. Teknik-teknik pengumpulan data yang akan dipakai
2. Teknik pendekatan yang digunakan (MEAN, MEDIAN dan sebagainya)
3. Instrumen-instrumen yang akan dipakai (kuantitatif dan kualitatif)
4. Mendiskripsikan langkah-langkah atau urut-urutan yang harus
diikuti dalam pemakaian instrumen (secara rinci)
5. Hindarkan redaksi-redaksi yang sifatnya statement-statement
yang tidak sesuai ujung pangkalnya atau mother hood.
H. ANALISIS
Tahap analisis merupakan TEST RIEL dari sebuah rencana
penelitian yang menuntut pemahaman/ penguasaan peneliti untuk memahami lebih
dulu beberapa keterbatasan dalam menerapkan kesimpulan-kesimpulan yang akan
diambil.
Bila data yang dikumpulkan telah
ditentukan, peneliti harus:
1. Mempertimbangkan secara simultan prosedur analisisnya yang sesuai
2. Bagaimana data akan diklasifikasikan
3. Pengaturan kedalam variabel-variabel yang ditunjukkan oleh data tsb.
4. Bagaimana hubungan antara variabel-variabel yang akan ditentukan
5. Penggunaan program komputer (jika ingin mendalaminya)
I. PENGADMINISTRASIAN (ORGANISASI)
1. Mempertimbangkan secara simultan prosedur analisisnya yang sesuai
2. Bagaimana data akan diklasifikasikan
3. Pengaturan kedalam variabel-variabel yang ditunjukkan oleh data tsb.
4. Bagaimana hubungan antara variabel-variabel yang akan ditentukan
5. Penggunaan program komputer (jika ingin mendalaminya)
I. PENGADMINISTRASIAN (ORGANISASI)
Setelah peneliti mengetahui atau memutuskan populasi yang akan
ditentukan dan digunakan seperti (a) daerah penelitian, (b). hakekat dan jenis
data yang akan dikumpulkan; (c). jenis-jenis prosedur yang akan dipakai untuk
mengumpulkan dan menganalisa data, peneliti telah mempunyai dasar untuk
memutuskan serangkaian keputusan-keputusan Administratif yang Rasional seperti
perkiraan biaya (a); Personil (peneliti utama, madya, pembantu peneliti (b);
jadwal waktu (c) dan (d). rencana kerja.
IV. PRINSIP METODOLOGI
Metodologi merupakan bagian epistemologi yang mengkaji prihal
urutan langkah-langkah yang ditempuh supaya pengetahuan yang diperoleh memenuhi
ciri-ciri Ilmiah. Metodologi juga dapat dipandang sebagai bagian dari logika
yang mengkaji kaidah penalaran yang tepat. Jika kita membicarakan metodologi
maka hal yang tak kalah pentingnya adalah asumsi-asumsi yang melatar bela-kangi
berbagai metode yang diperguna-kan dalam aktivitas ilmiah. Asumsi-asumsi yang
dimaksud adalah pendirian atau sikap yang akan dikembangkan para ilmuwan maupun
peneliti didalam kegiatan ilmiah mereka.
Beberapa prinsip metodologi dapat
dikemukakan oleh beberapa ahli, diantaranya:
A. RENE DESCARTES
A. RENE DESCARTES
Dalam karyanya “Discourse On Method” dikemukakan 6 (enam )
prinsip metodologi yaitu :
1. Membicarakan masalah ilmu pengetahuan diawali dengan
menyebutkan akal sehat (common sense) yang pada umumnya dimiliki oleh semua
orang. Akal sehat menurut Descartes ada yang kurang, adapula yang lebih banyak
memilikinya, namun yang terpenting adalah penerapannya dalam aktivitas ilmiah.
2. Menjelaskan kaidah-kaidah pokok tentang metode yang akan
dipergunakan dalam aktivitas ilmiah maupun penelitian. Descartes mengajukan 4
(empat) langkah atau aturan yang dapat mendukung metode yang dimaksud yaitu:
1. Janganlah pernah menerima baik apa saja sebagai yang benar,
jika anda tidak mempunyai pengetahuan yang jelas mengenai kebenaranya. Artinya,
dengan cermat hindari kesimpulan-kesimpulan dan pra konsepsi yang terburu-buru
dan jangan memasukkan apapun kedalam pertimbangan anda lebih dari pada yang
terpapar dengan begitu jelas sehingga tidak perlu diragukan lagi.
2. Pecahkanlah setiap kesulitan anda menjadi sebanyak mungkin
bagian dan sebanyak yang dapat dilakukan untuk mempermudah penyelesaiannya
secara lebih baik.
3. Arahkan pemikiran andah secara jernih dan tertib, mulai dari
objek yang paling sederhana dan paling mudah diketahui, lalu meningkat sedikit
demi sedikit, setahap demi setahap kepengetahuan yang paling kompleks, dan
dengan mengandaikan sesuatu urutan bahkan diantara objek yang sebelum itu tidak
mempunyai ketertiban baru.
4. Buatlah penomoran untuk seluruh permasalahan selengkap
mungkin, dan adakan tinjauan ulang secara menyeluruh sehingga anda dapat merasa
pasti tidak suatu pun yang ketinggalan.
5. Langkah yang digambarkan Descartes ini menggambarkan suatu
sikap skeptis metodis dalam memperoleh kebenaran yang pasti.
3. Menyebutkan beberapa kaidah moral yang menjadi landasan bagi
penerapan metode sebagai berikut:
1. Mematuhi undang-undang dan adat istiadat negeri, sambil
berpegang pada agama yang diajarkan sejak masa kanak-kanak.
2. Bertindak tegas dan mantap, baik pada pendapat yang paling
meyakinkan maupun yang paling meragukan.
3. Berusaha lebih mengubah diri sendiri dari pada merombak
tatanan dunia.
4. Menegaskan pengabdian pada kebenaran yang acap kali terkecoh
oleh indera. Kita memang dapat membayangkan diri kita tidak berubah namun kita
tidak dapat membayangkan diri kita tidak bereksistensi, karena terbukti kita
dapat menyangsikan kebenaran pendapat lain. Oleh karena itu, kita dapat saja
meragukan segala sesuatu, namun kita tidak mungkin meragukan kita sendiri yang
sedang dalam keadaan ragu-ragu.
5. Menegaskan prihal dualisme dalam diri manusia yang terdiri
atas dua substansi yaitu RESCOGITANS (jiwa bernalar) dan RES-EXTENSA (jasmani
yang meluas). Tubuh (Res-Extensa) diibaratkan dengan mesin yang tentunya karena
ciptaan Tuhan, maka tertata lebih baik. Atas ketergantungan antara dua kodrat
ialah jiwa bernalar dan kodrat jasmani. Jiwa secara kodrat tidak mungkin mati
bersama dengan tubuh. Jiwa manusia itu abadi.
B. ALFRED JULESAYER
Dalam karyanya yang berjudul Language, truth and logic yang
terkait dengan prinsip metodologi adalah prinsip verifikasi. Terdapat dua jenis
verifikasi yaitu:
1. Verifikasi dalam arti yang ketat (strong verifiable) yaitu
sejauh mana kebenaran suatu proposisi (duga-dugaan) itu mendukung pengalaman
secara meyakinkan
2. Verifikasi dalam arti yang lunak, yaitu jika telah membuka
kemungkinan untuk menerima pernyataan dalam bidang sejarah (masa lampau) dan
ramalan masa depan sebagai pernyataan yang mengandung makna
3. Ayer menampik kekuatiran metafisika dalam dunia ilmiah,
karena pernyataan-pernyataan metafisika (termasuk etika theologi) merupakan
pernyataan yang MEANING LESS (tidak bermakna) lantaran tidak dapat dilakukan
verifikasi apapun
C. KARL RAIMUND POPPER
K.R. Popper seorang filsuf kontemporer yang melihat kelemahan
dalam prinsip verifikasi berupa sifat pembenaran (justification) terhadap teori
yang telah ada.
K.R. Popper mengajukan prinsip verifikasi sebagai berikut:
1. Popper menolak anggapan umum bahwa suatu teori dirumuskan dan
dapat dibuktikan kebenarannya melalui perinsip verifikasi. Teori-teori ilmiah
selalu bersifat hipotetis (dugaan sementara), tak ada kebenaran terakhir.
Setiap teori selalu terbuka untuk digantikan oleh teori lain
yang lebih tepat.
2. Cara kerja metode induksi yang secara sistimatis dimulai dari
pengamatan (observasi) secara teliti gejala (Simpton) yang sedang diselidiki.
Pengamatan yang berulang -ulang itu akan memperlihatkan adanya ciri-ciri umum
yang dirumus-kan menjadi hipotesa. Selanjutnya hipotesa itu dikukuhkan dengan
cara menemukan bukti-bukti empiris yang dapat mendukungnya. Hipotesa yang
berhasil dibenarkan (justifikasi) akan berubah menjadi hukum.
K.R. Popper menolak cara kerja diatas, terutama pada asas
verifiabilitas, bahwa sebuah pernyataan itu dapat dibenarkan berdasarkan
bukti-bukti verifikasi pengamatan empiris.
3. K.R Popper menawarkan pemecahan baru dengan mengajukan
prinsip FALSIFA BILITAS, yaitu bahwa sebuah pernyataan dapat dibuktikan
kesalahannya. Maksudnya sebuah hipotesa, hukum, ataukah teori kebenarannya
bersifat sementara, sejauh belum ada ditemukan kesalahan-kesalahan yang ada di
dalamnya. Misalnya, jika ada pernyataan bahwa “Semua angsa berbulu putih”
melalui prinsip falsitiabilitas itu cukup ditemukan seekor angsa yang bukan
berbulu putih (entah hitam, kuning, hijau, dan lain-lain), maka runtuhlah
pernyataan tersebut. Namun apabila suatu hipotesa dapat bertahan melawan segala
usaha penyangkalan, maka hipotesa tersebut semakin diperkokoh (CORROBORATION).
IV. PENUTUP
Sebagai penutup, dengan memahami dan menghayati metodologi dan
sembilan keajaiban (magic) pembuatan proposal penelitian semoga kita memiliki
tenaga ahli peneliti yang genius, cerdas (a) dan (c) menghasilkan luaran
penelitian yang berkualitas, serta (c). dapat menyinari instansi terkait
sebagai bahan masukan bagi pengembangan kebijakan dan program yang operasional
dimasa datang. Agar tujuan tersebut dapat diwujudkan, berikut disampaikan dua
puluh satu kiat untuk mencapai sukses dari Nugroho A Suryo sebagai berikut:
1. Kenali diri sendiri dan lingkungan sekitar kitanya.
Manfaatkan kekuatan yang dimiliki, hilangkan kelemahan, gunakan peluang dan
hindari ancaman yang ada.
2. Bekerjalah dengan keras dan cerdik. Gunakan kreativitas untuk
mempperoleh keunggulan bersaing.
3. Milikilah komitment yang kuat untuk menjadi pemenang dan
jangan mudah putus asa.
4. Bekerjalah dengan memperhatikan konsep bisnis, indera bisnis
dan suara hati nurani.
5. Buatlah perencanaan kerja tetapi jangan terlalu kaku dengan
rencana tersebut.
6. Belajarlah dari pengalaman orang lain atau perusahaan lain,
dan ikuti perkembangan konsep bisnis.
7. Berani mengakui kesalahan dan tidak mengulangi kesalahan yang
sama atau yang sudah di ketahui.
8. Berani mengambil resiko tetapi berani pula mengelola resiko
dengan baik.
9. Komunikasikan pendapat secara nasional dan jangan cari musuh.
10. Lakukan perbaikan secara terus menerus baik dari sendiri
maupun proses kerja di perusahaan.
11. Lihatlah perubahan sebagai teman bukan sebagai musuh.
12. Tanggap atas perubahan yang terjadi maupun yang akan
terjadi.
13. Perbesar jaringan bisnis yang ada. Gunakan jaringan yang ada
dan perbesar terus. Jaringan ini bukan untuk membentuk kolusi atau nepotisme,
tetapi memperbesar peluang dengan cara sehat.
14. Jangan terlalu sering pindah kerja atau usaha. Tekunilah apa
yang dikerjakan. Dengan menekuni, maka seseorang akan mengenali, menikmati
pekerjaannya dengan baik dan menjadi ahli dibidangnya.
15. Tingkatkan kemampuan berbaha asing.
16. Tingkatkan kemampuan kepemim-pinan dan kemampuan impersonal.
17. Tingkatkan kemampuan mengambil keputusan dan kemampuan
imple-mentasi perubahan yang besar.
18. Tingkatkan kemampuan mengatasi konflik dan jangan menjadi
penyebab konflik.
19. Tingkatkan terus kemampuan, ketrampilan kecil seperti teknik
penyusunan laporan, pembuatan proposal yang baik, teknik presentasi dan teknik
negosiasi.
20. Tingkatkan terus motivasi kerja dan tunjukkan kemampuan
untuk berprestasi.
21. Tingkatkan terus motivasi kerja dan kemampuan bawahan atau
kelompok kerja anda.
0 komentar:
Posting Komentar