KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas karunia, rahmat dan hidayahNya yang telah diberikan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “BRONKITIS” dengan baik.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu tersusunnya makalah ini baik secara langsung maupun tidak langsung.
Pada kesempatan ini kami berharap agar makalah ini dapat berguna bagi pembaca. Tidak lupa kami mengharapkan saran dan kritik dari pembaca untuk dapat lebih meningkatkan kemampuan kami dalam penyusun makalah.
Kudus, Maret 2008
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................... i
KATA PENGANTAR............................................................................................ ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................... iii
BAB I .. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................... 1
B. Tujuan Penulisan................................................................................. 1
C. Metode Penulisan................................................................................ 1
D. Sistematika Penulisan.......................................................................... 1
BAB II . TINJAUAN TEORI
A. Pengertian........................................................................................... 3
B. Etiologi................................................................................................ 4
C. Manifestasi Klinis............................................................................... 4
D. Patofisiologi ....................................................................................... 5
E. Pathway.............................................................................................. 6
F. Komplikasi.......................................................................................... 7
G. Pemeriksaan Penunjang....................................................................... 7
H. Penatalaksanaan.................................................................................. 7
I. Pengkajian Keperawatan..................................................................... 8
J. Diagnosa Keperawatan....................................................................... 9
BAB III .................................................................................................. PENUTUP
A. Kesimpulan....................................................................................... 11
B. Saran ................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara harfiah bronkitis adalah suatu penyakit yang ditandai oleh inflamasi bronkus. Secara klinis pada ahli mengartikan bronkitis sebagai suatu penyakit atau gangguan respiratorik dengan batuk merupakan gejala yang utama dan dominan. Ini berarti bahwa bronkitis bukan penyakit yang berdiri sendiri melainkan bagian dari penyakit lain tetapi bronkitis ikut memegang peran.
Sebagai penyakit tersendiri, bronkitis merupakan topik yang masih diliputi kontraversi dan ketidak jelasan diantara ahli klinik dan peneliti. Bronkitis merupakan diagnosa sering ditegakkan pada anak baik di Indonesia maupun di luar negeri, walaupun dengan patokan diagnosis yang tidak selalu sama kesimpangsiuran definisi bronkitis pada anak bertambah karena kurangnya konsesus mengenai hal ini. Tetapi keadaan ini sukar dielakkan karena data hasil penyelidikan tentang hal ini masih sangat kurang.
B. Tujuan
1. Memenuhi tugas dalam proses perkuliahan.
2. Agar mahasiswa mengetahui lebih lanjut tentang gangguan pernapasan yaitu bronkitis.
3. Menjalin hubungan baik antara pasien, perawat dan masyarakat sekitarnya.
4. Agar dapat memberikan Asuhan Keperawatan pada pasien dengan bronkitis.
C. Metode Penulisan
Penyusunan makalah ini menggunakan metode pustaka yaitu penyusunan materi berdasar dari literatur-literatur yang berhubungan dengan gangguan pernapasan yaitu bronkitis.
D. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Penulisan
C. Metode Penulisan
D. Sistematika Penulisan
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
B. Etiologi
C. Manifestasi Klinis
D. Patofisiologi
E. Pathway
F. Komplikasi
G. Pemeriksaan Penunjang
H. Penatalaksanaan
I. Pengkajian Keperawatan
J. Diagnosa Keperawatan
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
KONSEP DASAR
A. Pengertian
Secara harfiah bronkitis adalah suatu penyakit yang ditandai oleh inflamasi bronkus. Secara klinis pada ahli mengartikan bronkitis sebagai suatu penyakit atau gangguan respiratorik dengan batuk merupakan gejala yang utama dan dominan. Ini berarti bahwa bronkitis bukan penyakit yang berdiri sendiri melainkan bagian dari penyakit lain tetapi bronkitis ikut memegang peran.
(Ngastiyah, 1997 : 36)
Bronkitis berarti infeksi bronkus. Bronkitis dapat dikatakan penyakit tersendiri, tetapi biasanya merupakan lanjutan dari infeksi saluran pernapasan atas atau bersamaan dengan penyakit saluran pernapasan atas lain seperto sinobronkitis, laringotrakeobronkitis, bronkitis pada asma dan sebagainya.
Sebagai penyakit tersendiri, bronkitis merupakan topik yang masih diluputi kontroversi dan ketidak jelasan diantara ahli klinik dan peneliti. Bronkitis merupakan diagnosa yang sering ditegakkan pada anak baik di Indonesia maupun di luar negeri, walaupun dengan patokan diagnosis yang tidak selalu sama.
(Ruspeno Hassan, 2005 : 1197)
Klasifikasi
1. Bronkitis Akut
Bronkitis akut pada bayi dan anak biasanya juga bersama dengan trakeitis merupakan penyakit saluran napas akut (ISKA) yang sering dijumpai.
(Ngastiyah, 1997 : 37)
2. Bronkitis Kronik
Bronkitis kronik merupakan suatu definisi klinis yaitu batuk-batuk hampir setiap hari disertai pengeluaran dahak, sekurang-kurangnya 3 bulan dalam satu tahun dan terjadi paling sedikit selama 2 tahun berturut-turut.
(Selamet, 2001 : 872)
B. Etiologi
Penyebab utama penyakit bronkitis akut adalah akut, antara lain :
- Rhinoverus Sincytial Virus (RSV)
- Influenza virus
- Virus para influenza
- Coxsackie virus
(Ngastiyah, 1997 : 37)
Faktor predisposisi bronkitis akut adalah :
- Alergi
- Perubahan cuaca, polusi udara
- Infeksi saluran napas atas kronik
(Ngastiyah : 1997 : 37)
Sedangkan pada bronkitis kronik adalah sebagai berikut :
1. Spesifik
- Asma
- Infeksi kronik saluran napas bagian atas (misalnya sinobronkitis)
- Benda asing
- Kelainan jantung bawaan
- Infeksi misalnya bertambahnya kontak dengan virus, tuberkulosis, infeksi mycoplasma, fungsi / jamur.
2. Non Spesifik
- Asap rokok
- Polusi udara
(Rusepno Hassan, 2005 : 1199)
C. Manifestasi Klinis
Menurut Gunadi Santoso dan Makmuri (1994), tanda dan gejala yang ada yaitu:
1. Biasanya tidak demam, walaupun ada tetapi rendah
2. Keadaan umum baik, tidak tampak sakit, tidak sesak
3. Mungkin disertai nasofaringitis atau konjungtivitis
4. Pada paru didapatkan suara napas yang kasar
Menurut Ngastiyah (1997) yang perlu diperhatikan adalah akibat batuk yang lama, yaitu :
1. Batuk siang dan malam terutama pada dini hari yang menyebabkan klien kurang istirahat.
2. Daya tubuh klien yang menurun.
3. Anoreksia sehingga berat badan klien sukar naik
4. Kesenangan anak untuk bermain terganggu
5. Konsentrasi belajar anak menurun
D. Patofisiologi
Gambaran patologi bronkitis pada anak juga belum jelas karena datanya masih terbatas. Pada orang dewasa gambaran patologis bronkitis kronik adalah sebagai berikut : penebalan dinding bronkus, hipertensi kelenjar mukosa, hipertrofi sel goblet, epitel mengalami metaplasi skuamosa dan ionflasi kronik. Szekely dan farkos (1978) membandingkan hasil biopsi 59 anak tanpa asma tetapi mempunyai gejala inflamasi kronik bronkus dengan hasil biopsi pada anak dengan asma.
Hipertrofi kelenjar mukosa yang merupakan benda yang khas bronkitis kronik pada orang dewasa hanya terdapat 39% pada anak. Demikian juga metaplasma epitel sangat jarang pada anak. Bahkan data biopsi tersebut menunjukkan bahwa gambaran patologis bronkitis kronik pada anak sangat mirip dengan gambaran patologis asma.
Kelainan klinis yang lama pada bronkitis kronik menimbulkan dugaan adanya suatu reaksi inflamasi yang berlebihan terhadap gangguan saluran napas atau kontak terus menerus dengan bahan yang berbahaya dalam lingkungan. Akibatnya terjadi kerusakan saluran napas sehingga terjadi gangguan pembersihan lendir. Lendir dihasilkan lebih banyak dan batuk basah. Tergantung tingkat saluran napas dan peningkatan tahanan aliran udara, mungkin terjadi mengi. Menyempitnya saluran pernafasan mungkin mengurangi kemampuan kerja dan menurunkan daya tahan saluran nafas terhadap infeksi virus. Inflamasi, edema dan produksi mukus yang bertambah, timbul dan menghilang lebih lambat dan menghilang lebih lambat daripada timbul akan hilang bronkospasme. Anak dengan naktivitas otot bronkus yang menonjol asma akan didiagnosis asma sedangkan anak dengan reaktivitas otot bronkus yang kurang tetapi produksi lendirnya lebih banyak akan batuk produktif yang lama ditemukan sebagai bronkitis kronik.
(Rusepno Hassan, 2005 : 1200 – 1201)
E. Pathway
F. Komplikasi
1. Bronkitis akut yang tidak ditangani cenderung menjadi bronkitis kronik.
2. Pada anak yang sehat jarang terjadi komplikasi, tetapi pada anak dengan gizi kurang dapat terjadi othitis media, sinusitis dan pneumonia.
3. Bronkitis kronik menyebabkan mudah terserang infeksi.
4. Bola sekret tetap tinggal, dapat menyebabkan atelektasisi atau bronkietaksis.
(www.as-kep.blog-spot.com)
G. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Radiologis
Ada hal yang perlu diperhatikan yaitu adanya tubular shadow berupa bayangan garis-garis yang pararel keluar dari hilus menuju apeks paru dan corakan paru yang bertambah.
b. Pemeriksaan Fungsi Paru
Terdapat VEP, dan KV yang menurun, VR yang bertambah dan KTP yang normal, sedangkan KRF sedikit naik atau normal diagnosis ini dapat ditegakkan dengan spirometri yang menunjukkan (VEP) Volume Ekspirasi Paksa dalam 1 detik <80% dari nilai yang diperkirakan, dan resiko VEP = KVP <70%.
c. Analisis Gas Darah
Penderita bronkitis kronik tidak dapat mempertahankan ventilasi dengan baik sehingga PaCO2 naik dan PO2 turun, saturasi hemoglobin menurun dan tumbul sianosis, terjadi juga vasokonstriksi pembuluh darah paru dan penambahan eritropoesis.
d. Pemeriksaan EKG
Pemeriksaan ini mencatat ada tidaknya serta perkembangan korpunmonal (Hipertrofi atrium dan ventrikal kanan)
e. Laboratorium
Leukosit > 17.500
(Slamet Suyono, 2001 : 877)
H. Penatalaksanaan
a. Tindakan Perawatan
Tindakan perawatan yang penting salah mengontrol batuk dan mengeluarkan lendir.
- Sering mengubah posisi
- Banyak minum
- Inhalasi
- Nebulizer
- Untuk mempertahankan daya tahan tubuh, setelah anak muntah dan tenang perlu minum susu atau makanan lain.
b. Tindakan Medis
- Jangan beri obat antihistamin berlebih
- Beri antibiotik bila ada kecurangan infeksi bakterial
- Dapat diberi efedrin 0,5 – 1 mg/kg BB tiga kali sehari
- Chloral hidrat 30 mg/kg BB sebagai sedatif
(www.as-kep.blog-spot.com)
I. Pengkajian Keperawatan
1. Aktivitas dan Istirahat
Gejala : Keletihan, kelelahan
Ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari karena sulit untuk bernafas.
Tanda : Gelisah
Kelemahan umum / kehilangan massa otot
2. Sirkulasi
Gejala : Pembengkakan pada ekstremitas bawah
Tanda : Peningkatan TD
Kelemahan umum / Kehilangan massa otot
3. Integritas Ego
Gejala : Peningkatan faktor resiko
Perubahan pada pola hidup
Tanda : Ketakutan, peka rangsang
4. Makanan / Cairan
Gejala : Mual / muntah
Nafsu makan buruk
Penurunan berat badan
Tanda : Turgor kulit buruk
Berkeringat
Penurunan massa otot
5. Higiene
Gejala : Penurunan kemampuan / peningkatan kebutuhan melakukan aktivitas sehari-hari.
Tanda : Kebersihan buruk
6. Pernafasan
Gejala : Nafas pendek
Batuk hilang timbul
Riwayat pneumoni berkurang
Tanda : Pernafasan biasanya cepat
Penggunaan otot bantu pernafasan
Bunyi nafas redup dengan ekspirasi mengi
7. Keamanan
Gejala : Riwayat reaksi alergi
Adanya / berulangnya infeksi
Kemerahan / berkeringat
J. Diagnosa Keperawatan
DP I
Ketidak efektifan bersihnya jalan nafas yang b.d sekresi berlebihan dan kental.
Tujuan : Jalan nafas efektif.
Intervensi :
1. Ajarkan klien tentang metode yang tepat pengontrolan batuk
a. Nafas dalam dan perlahan saat duduk setegak mungkin
b. Lakukan pernafasan diafragma
c. Tahan nafas selama 3 sampai 5 detik kemudian secara perlahan keluarkan sebanyak mungkin melalui mulut
d. Lakukan nafas kedua, tahan dan batukkan dari dada
2. Ajarkan klien tindakan untuk menurunkan viskositas sekresi
a. Mempertahankan hidrasi yang adekuat
b. Pertahankan kelembapan adekuat udara yang di hirup
3. Auskultasi paru sebelum dan sesudah klien batuk
4. Dorong dan berikan perawatan mulut yang baik setelah batuk
DP II
Resiko ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang b.d anoreksia, mual.
Tujuan : Nutrisi terpenuhi
KH :
1. Menunjukkan peningkatan berat badan menuju tujuan yang tepat.
2. Menunjukkan perilaku / perubahan pola hidup untuk meningkatkan dan / atau mempertahankan berat yang tepat.
Intervensi :
1. Kaji kebiasaan diet, masukkan makan saat ini, catat derajat kesulitan makan.
2. Auskultasi bunyi usus.
3. Berikan perawatan oral sering, buang sekret, berikan wadah khusus untuk selaki pakai dan tisu.
4. Dorong periode istirahat selama 1 jam sebelum dan sesudah makan.
DP III
Resiko ketidak efektifan penatalaksanaan program terapeutik yang b.d kurang pengetahuan.
Tujuan : Mengetahui tentang penyakit.
Intervensi :
1. Bantu klien merumuskan dan menerima tujuan jangka pendek dan panjang.
2. Ajarkan tentang diagnosa dan regimen tindakan.
DP IV
Intoleransi aktivitas yang b.d insufisiensi oksigen untuk aktivitas dan keletihan.
Tujuan : Supaya aktivitas kembali normal.
Intervensi :
1. Bantu pasien memilih posisi nyaman untuk istirahat dan tidur.
2. Bantu aktivitas perawatan diri yang diperlukan.
3. Jelaskan pentingnya istirahat dalam rencana pengobatan dan perlunya keseimbangan aktivitas dan istirahat.
BAB III
PENUTUP
Alhamdulillah, berkat rahmat dan petunjuk dari Allah SWT pada akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah dengan gangguan pernapasan yaitu “BRONKITIS” kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Karena kurangnya materi yang kami kuasai dan pengalaman kami yang kurang kami ketahui, maka kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun demi meningkatkan kualitas penyusunan makalah ini.
A. Kesimpulan
Bronkitis pada anak berbeda dengan bronkitis yang terdapat pada orang dewasa. Pada anak bronkitis merupakan bagian dari berbagai penyakit saluran nafas lain, namun ia dapat juga merupakan penyakit tersendiri.
Secara harfiah bronkitis adalah suatu penyakit yang ditandai oleh inflamasi bronkus. Secara klinis pada ahli mengartikan bronkitis sebagai suatu penyakit atau gangguan respiratorik dengan batuk merupakan gejala yang utama dan dominan. Ini berarti bahwa bronkitis bukan penyakit yang berdiri sendiri melainkan bagian dari penyakit lain tetapi bronkitis ikut memegang peran.
Gejala utama pada bronkitis adalah adanya batuk, akibat dari virus terjadi infeksi pada saluran pernafasan akut. Pasien dengan batuk bronkitis tidak di rawat di RS kecuali ada komplikasi menurut dokter. Masalah yang perlu diperhatikan adanya batuk yang lama akan terjadi resiko infeksi pada saluran nafas.
B. Saran
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui lebih lanjut tentang penyakit bronkitis.
2. Agar mahasiswa dapat memberikan asuhan penanganan dan pencegahan penyakit bronkitis.
3. Agar mahasiswa dapat memberikan asuhan keperawatan yang tepat
DAFTAR PUSTAKA
Ngastiyah, 1997, Perawatan Anak Sakit, EGC : Jakarta.
Hassan, Rusepno, 1985, Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia : Jakarta.
Suyono Slamet, 2001, Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia : Jakarta.
www.as-kep.blog-spot.com (www.geogle.com)
0 komentar:
Posting Komentar